Memahami Lebih Dekat Akan Sejarah Monas
Monas atau Monumen Nasional adalah bangunan yang berdiri untuk mengenang perjuangan dan perlawanan bangsa Indonesia ketika merebut kemerdekaan. Sejarah berdirinya monumen ini bermula dari perpindahan ibukota negara. Sebelumnya, Yogyakarta menjadi ibukota negara. Ibukota negara kemudian berpindah ke Jakarta pada tahun 1949 setelah kemerdekaan Indonesia diakui oleh Belanda. Presiden pertama Indonesia, Soekarno kemudian berencana membangun sebuah monumen yang keberadaannya senilai dengan Menara Eiffel.
Pembangunan Monas bertujuan untuk melestarikan dan mengenang perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan negara. Dengan bangunan Monas inilah, semangat patriotisme penerus bangsa dapat terus bangkit. Sayembara dan komite nasional dibentuk oleh Presiden pada tahun 1954. Sayembara tersebut berisikan akan perancangan bangunan Monumen Nasional. Setelah sayembara dilakukan, ada 51 rancangan yang disaring. Salah satu rancangan bangunan merupakan ciptaan Frederich Silaban. Rancangan tersebut berhasil mendapatkan perhatian dari komite karena menggambarkan bagaimana perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut kekuasaan.
Tahun 1960 menjadi waktu dimana sayembara kedua dilakukan. Meskipun begitu, tidak ada peserta yang mampu memenuhi kriteria. Karena itulah, Silaban diminta untuk memperkenalkan karyanya kepada Presiden. Sang Presiden tidak terlalu menyukai rancangannya dan meminta agar bangunan dibuat dalam bentuk yoni dan lingga. Karena faktor ekonomi, pembangunan Monas mengalami penundaan. Setelah membaik, Soekarno meminta agar R.M Soedarso melanjutkan rancangan bangunan Monas. Monas kemudian dibangun di atas tanah dengan luas 80 hektar.